Rabu, 24 Februari 2010

MALIOBORO

All About Malioboro


1. SEKILAS TENTANG MALIOBORO
A. Asal Usul Malioboro
Kata Malio diambil dari bahasa Sans yang artinya karangan bunga karena setiap ada perayaan atau prosesi Malioboro dipenuhi karangan bunga. Oleh sebab itu Malioboro dijadikan nama jalan di Yogyakarta. Malioboro merupakan Jogja kecil, karena Malioboro merupakan pasar Tradisional maka banyak pedagang kaki lima sampai pusat perbelanjaan ada di Malioboro.
B. Letak Malioboro
Apabila wisatawan mengunjungi kota Yogyakarta jangan ketinggalan untuk menelusuri Jalan Malioboro yang sangat terkenal tersebut. Bisa dengan berjalan kaki dari ujung ke ujung pada dua sisi jalan atau dengan dokar [delman / andong] dan becak khas Jogja. Di siang hari kawasan Malioboro sangat ramai dikunjungi pengunjung baik warga maupun wisatawan asing. Sebenarnya Jalan Malioboro dari ujung ke ujung hanya berjarak 1 kilometer saja dan pada dua sisinya banyak sekali toko, kantor, rumah makan dan mall serta pusat perbelanjaan. Menariknya lagi banyak pedagang kaki lima yang berjajar di bawah koridor jalan yang memayungi daya terik panas matahari maupun hujan. Keramaian ini dimulai sejak pagi hingga jam 9 malam saat pusat perbelanjaan tutup, namun denyut kehidupan kawasan Malioboro tidak pernah berhenti karena sudah siap warung-warung lesehan yang menggelar dagangannya.
Ujung Jalan Malioboro yang satu terhubung dengan jalan Mangkubumi dan dibatasi oleh stasiun kereta api Tugu dan ujung jalan satunya terhubung dengan jalan Ahmad Yani. Dalam areal Kawasan Malioboro dan sekitarnya banyak lokasi lain yang dapat dikunjungi misalnya: Siti Inggil Keraton Yogyakarta, pasar Beringharjo, Benteng Vrederburg, Gedong Senino, Museum Sono Budoyo, dan lainnya. Saat ini Malioboro dikatakan sebagai jantung keramaian kota Jogja karena banyak pedagang dan pengunjung yang berlalu lalang di sekitarnya. Kawasan yang sangat ramai baik di dua sisi jalan yang berkoridor maupun pada jalan kendaraan walau satu arah dari jalan Mangkubumi akan tetapi berbagai jenis kendaraan melaju dan memenuhi di jalan tersebut dan tidak heran kalau terjadi kemacetan.

2. KEUNTUNGAN ADANYA PASAR MALIOBORO
A. Memberikan Lapangan Pekerjaan
Malioboro menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dengan memanfaatkan Malioboro sebagai tempat mencari penghasilan masyarakat sekitar dapat meningkatkan perekonomian hidup mereka. Adanya wisatawan yang mengunjungi Malioboro maka masyarakat sekitar memiliki pekerjaan untuk menghidupi keluarga mereka. Banyak penduduk sekitar yang berjualan di Malioboro. Wisatawan yang mengunjungi Malioboro dapat menggunakan kendaraan seperti becak, dokar/ andong/delman, taxi, bis kota, dan angkutan umum. Pekerjaan – pekerjaan seperti ini dimanfaatkan penduduk sekitar untuk mencari rezeki menghidupi keluarga mereka.
B. Menambah Pendapatan Daerah
Wisatawan yang mengunjungi Yogyakarta dan singgah di Malioboro akan mendatangkan keuntungan bagi Indonesia. Keuntungan tersebut akan menambah devisa negara bagi Indonesia. Devisa tersebut akan membantu kota Yogjakarta terutama Malioboro dalam pembangunan kota. Pemerintah akan memberikan subsidi untuk pembangunan kota Yogyakarta demi tercapainya kota wisata yang indah dan layak untuk disinggahi wisatawan.

3. UPAYA PEMERINTAH DAERAH MENINGKATKAN MINAT WISATAWAN
A. Menata Pasar Malioboro
Keadaan Pasar Malioboro saat ini sudah cukup baik namun Pasar Malioboro perlu ditata agar kelihatan rapi dan teratur. Para pedagang kaki lima di Pasar Malioboro ada yang menggelar dagangannya di atas meja, gerobak juga menggelar plastik di lantai. Saat pengunjung membeli souvenir dan kerajinan khas Jogja lainnya maka antar pengunjung akan saling berdesakan karena sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya pedagang disisi kanan dan kiri. Kondisi Pasar Malioboro ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah agar kawasan ini menjadi lebih baik dan akan meningkatkan jumlah wisatawan yang mengunjungi Pasar Malioboro.
B. Menambah Fasilitas Malioboro
Fasilitas – fasilitas di Malioboro perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Fasilitas – fasilitas yang ada cukup memadai namun fasilitas tersebut harus ditambah karena ada beberapa fasilitas yang rusak. Misalnya kurangnya ketersediaan air bersih, kondisi wc umum yang kurang baik, dan lainnya. Pemda seharusnya menyediakan dan meningkatkan fasilitas - fasilitas di Malioboro. Pedagang di Malioboro harus memperhatikan fasilitas - fasilitas tersebut, menjaga dan tidak merusak.
C. Mengembangkan Mutu Kerajinan Khas Jogja
Kerajinan – kerajinan khas Jogja sangat diminati oleh wisatawan yang berbelanja di Malioboro. Kerajinan rakyat khas Yogyakarta yang diminati antara lain kerajinan rotan, kulit, batik, perak, bambu, tas kulit, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci, sendok/garpu perak, blangkon batik, kaos dengan berbagai model tulisan atau gambar. Kerajinan ini dimanfaatkan pedagang dan pengrajin untuk mengembangkan usahanya. Namun usaha ini mengalami kendala, satu kendala yang saat ini menjadi persoalan adalah kurangnya modal. Pengrajin mengharapkan bantuan dari Pemda agar membantu usahanya dengan memberikan modal pinjaman agar usaha ini dapat berkembang. Pemda berusaha memberikan modal pinjaman kepada pengrajin yang diambil dari APBD kota Jogja agar pengrajin dapat terus mengembangkan usahanya terutama usaha kerajinan khas Jogja.


D. Menjadikan Malioboro Kawasan Wisata Belanja
Kawasan malioboro sebagai satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja. Kawasan ini didukung oleh pertokoan, pusat perbelanjaan dan tak ketinggalan pedagang kaki lima. Untuk pertokoan pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada sebenarnya sama seperti pusat bisnis dan belanja di kota-kota besar lainnya, yang disemarakkan dengan merk-merk dan ada juga nama-nama lokal. Barang yang diperdagangkan dari barang impor maupun lokal, dari kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang elektronik, mebel, dan sebagainya. Tak ketinggalan juga aneka kerajinan khas Jogja, misalnya batik, wayang, anyaman, tas dan sebagainya. Terdapat pula tempat penukaran mata uang asing, bank, hotel bintang lima hingga tipe melati.
Wisatawan tidak perlu khawatir untuk menikmati hari - hari liburannya di kota Jogja hingga larut malam sekalipun. Mereka dapat menikmati hidangan di warung lesehan di sepanjang Jalan Malioboro. Makanan yang disediakan dan ditawarkan dari jenis makanan khas Jogja yaitu nasi Gudeg dan ayam goreng juga makanan Padang, chinesse food, dan sebagainya. Saat menikmati hidangan yang disajikan akan dihibur oleh musik dari pengamen jalanan yang cukup banyak dari yang hanya sekedar membawa gitar adapula yang membawa peralatan musik lengkap. Ada perhatian bagi wisatawan yang hendak menikmati warung lesehan yaitu menanyakan dahulu harga makanan yang hendak dipesan sebelum ada sebuah tagihan yang kurang berkenan di hati. Hal ini menjadi perhatian khusus dari Pemerintah Daerah yaitu dengan menggantung papan di kawasan Malioboro dengan tulisan “mintalah daftar harga sebelum Anda memesan”. Carilah warung makan yang dianggap wajar dalam memberi harga dari sebuah hidangan makanan dan minuman yang disajikan. Memang perbuatan menaikkan tarif yang tidak wajar ini sangat menurunkan citra warung lesehan yang ada di kawasan Malioboro.
E. Memberikan Kenyamanan
Kawasan Malioboro banyak dikunjungi pengunjung khususnya malam hari. Hal ini perlu diwaspadai / mendapat perhatian khusus dari Pemda karena kawasan Malioboro menjadi rawan akan tindak kejahatan. Hal ini terbukti dengan tidak sedikitnya laporan ke pihak kepolisian terdekat mengenai pencopetan dan penodongan. Tidak jarang pula wisatawan asing menjadi korban kejahatan, hal ini sangat memalukan sebenarnya.
Pemda seharusnya meningkatkan keamanan disekitar Malioboro dengan menambah jumlah polisi untuk menjaga dan menindak pelaku kejahatan. Apabila keamanan di Malioboro ditingkatkan maka wisatawan yang mengunjunginya merasa nyaman.
Berikut ini tips – tips apabila wisatawan mengunjungi Malioboro
a. Malioboro biasanya dipenuhi oleh pengunjung dan penduduk setempat, perhatikan baik-baik barang bawaan anda.
b. Untuk barang-barang dengan kualitas lebih baik kunjungi toko Mirota di Malioboro.
c. Jangan lupa menawar apabila wisatawan akan berbelanja.
d. Bawa ransel atau tas besar untuk membawa belanjaan Anda.

Sumber:
www.google.com
www.gudeg.net
www.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar